Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti, di desa Mantar. Suatu desa yang terletak dipuncak bukit, jauh dari perkotaan. Suami Siti, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja diMalaysia tapi tidak pernah pulang, apalagi mengirimkan mereka uang. Diluar desa indah yang tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya persis dibibir tebing, menghadap kelaut lepas. Orang kampung sekitar menyebutnya pohon cita-cita. Pohon itu memang unik. Hampir disetiap dahan diikat dengan tali yang menjulur kebawah karena ujungnya diberi pemberat. Secarik kertas bertuliskan nama seseorang berikut cita-citanya, dan dimasukan ke dalam botol berwarna - warni hingga pohon cit - cita itu terlihat begitu indah.
Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Namun di balik kekurangannya yang di miliki, Tuhan memberikan Amek banyak kelebihan, salah satunya ia mahir berkuda. Sering orang bertanya, apa cita-cita Amek kelak? Amek tidak pernah menjawabnya, bahkan jika gurunya yang bertanya sekalipun. Amek takut kalau orang-orang akan mentertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya.
Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Ibu Guru Imbok, dia adalah guru favorit. Dia yang paling mengerti keinginan murid - muridnya. Apakah Ibu Guru Imbok bisa membuat anak muridnya lulus semua? Apakah Amek mau menjawab apa cita-citanya? Kita akan tahu cita - cita Amek dengan menonton film”SERDADU KUMBANG”...!
Pastinya Khusus anak" Sumbawa sendiri sudah tahu tentang film ini.
Well...!!! langsung saja sob downloadnya..
Pastinya Khusus anak" Sumbawa sendiri sudah tahu tentang film ini.
Well...!!! langsung saja sob downloadnya..